Senin, 29 November 2010

MAKALAH TEORI SASTRA

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Teori sastra merupakan salah satu materi pelajaran yang dipelajari dalam studi bahasa dan sastra Indonesia. Sehingga pelajaran teori sastra ini merupakan materi yang penting dalam mempelajari bidang studi bahasa Indonesia. Pelajaran teori sastra sampai sekarang ini kebanyakan orang kurang memahami dan menyukai pelajaran teori sastra. Maka dari tiu, penulis disini mencoba menulis sedikit ulasan mengenai “Pengertian, fungsi, dan Ragam Sastra “ yang diharapkan dengan membaca makalah ini pembaca sekalian data memahami materi pelajaran teori sastra ini serta menimbulkan minta yang tinggi bagi pembaca semua.
1.2 Pembatasan Masalah
Sesuai dengan judul makalah yang penulis susun ialah “ Pengertian, Fungsi, dan Ragam Sastra” maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini akan dibatasi sesuai dengan judul makalah tersebut.
Selanjutnya dalam penulisan makalah ini, penulis akan mengidentifikasi masalah-masalah yang akan dibahas:
1) Pengertian Sastra
2) Ragam Sastra
3) Fungsi Sastra
4) Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

1.3 Tujuan Penulisan
Seseorang mengerjakan sesuatu,tujuan akan ditentukan lebih dahulu, agar sesuatu yang kita dapat berhasil secara maksimal.
Tujuan penulis menulis makalah ini adalah mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Agar masyarakat tahu apakah itu pengertian sastra, fungsi sastra, serta ragam sastra
2. Agar masyarakat memahami makna sastra dalam kehidupan bermasyarakat
3. Agar masyarakat dapat tersadar betapa pentingnya sastra dalam perkembangan Negara ini.
1.4 Metode dan Tekhnik
Dalam menulis makalah ini penulis menggunakan metode telaah buku, yaitu penulis mencari dan mempelajari buku-buka yang ada hubungannya dengan yang sedang dibahas dalam makalah ini. Isi buku-buku tersebut dijadikan sumber atau landasan dalam menyusun makalah ini

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sastra
Kesusastraan berasal dari susastra + ke – an yang berarti su + sastra, su berarti indah atau baik sedangkan sastra berarti lukisan atau karangan. Jadi susastra berarti karangan atau lukisan yang baik dan indah. Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.

2.2 Fungsi Sastra
Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :
a) Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.
b) Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di dalamnya.
c) Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat atau pembacanya karena sifat keindahannya.
d) Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/penikmatnya sehingga tahu moral baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.
e) Fungsi religius, yaitu sastra mampu menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.

2.3 Ragam Sastra
Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu:
a) Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi.
b) Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan habasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu :
1) Jumlah baris tiap-tiap baitnya,
2) Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya,
3) Irama, dan
Persamaan bunyi kata.
4) Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa.
5) Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan menggunakan dialog atau monolog. Drama ada dua pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan.
Dilihat dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu :
a) Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara obyektif tanpa mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pengarang.
b) Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif.
c) Didaktif, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang masalah moral, tatakrama, masalah agama, dll.
d) Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian(baik atau buruk) denan pelukisan yang berlebih-lebihan.
Dilihat dari sejarahnya, sastra terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1) Kesusastraan Lama, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama dalam sejarah bangsa Indonesia. Kesusastraan Lama Indonesia dibagi menjadi :
a) Kesusastraan zaman purba,
b) Kesusastraan zaman Hindu Budha,
c) Kesusastraan zaman Islam, dan
d) Kesusastraan zaman Arab – Melayu.
2) Kesusastraan Peralihan, kesusastraan yang hidup di zaman Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karya-karya Abdullah bin Abdulkadir Munsyi ialah :
a) Hikayat Abdullah
b) Syair Singapura Dimakan Api
c) Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah
d) Syair Abdul Muluk, dll.
3) Kesusastraan Baru, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru Indonesia. Kesusastraan Baru mencangkup kesusastraan pada Zaman :
a) Balai Pustaka / Angkatan ‘20
b) Pujangga Baru / Angkatan ‘30
c) Jepang
d) Angkatan ‘45
e) Angkatan ‘66
f) Mutakhir / Kesusastraan setelah tahun 1966 sampai sekarang
2.4 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latae dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain.


a) Unsur Intrinsik
1. Tema dan Amanat
Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang tidak menonjol.
Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makna. Makna dibedakan menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang ditulisnya. Makna muatan ialah makana yang termuat dalam karya sastra tersebut.
2. Tokoh dan Penokohan
Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).
Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.
Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.
Dialog ialah cakapan antara seorang tokoh dengan banyak tokoh.
Dualog ialah cakapan antara dua tokoh saja.
Monolog ialah cakapan batin terhadap kejadian lampau dan yang sedang terjadi.
Solilokui ialah bentuk cakapan batin terhadap peristiwa yang akan terjadi.
3. Alur dan Pengaluran
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :
a) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
b) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
c) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
d) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
e) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.
f) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.
4. Latar dan Pelataran
Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting dibedakan menjadi latar material dan sosial. Latar material ialah lukisan latar belakang alam atau lingkungan di mana tokoh tersebut berada. Latar sosial, ialah lukisan tatakrama tingkah laku, adat dan pandangan hidup. Sedangkan pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar.
5. Pusat Pengisahan
Pusat pengisahan ialah dari mana suatu cerita dikisahkan oleh pencerita. Pencerita di sini adalah privbadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada dua pusat pengisahan yaitu pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pencerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai seorang pengamat atau dalang yang serba tahu.

b) Unsur Ekstrinsik
Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain



BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
a) Sastra sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat
b) Makna kesusastraan itu sendiri itu adalah lukisan yang mengandung nilai kebaikan, maka hal ini berarti sastra dapat membawa kita ke dalam kebaikan
c) Betapa pentingnya sastra dalam kehidupan bermasyarakat
3.2 Saran-Saran
Saran ini penulis tujukan untuk penulis sendiri khususnya dan umumnya rekan-rekan yang senasib, dan himbauan terhadap pemerintah yaitu:
a) Dalam kegiatan belajar mengajar, usahakanlah untuk menambahkan jam pelajaran teori sastra ini.
b) Setiap guru hendaknya memperhatikan anak didiknya agar ia dapat mengerti materi pelajaran teori sastra .
c) Hendaknya masyarakat sadar bahwa betapa pentingnya teori sastra dalam kehidupan bermasyarakat


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat, karunia serta ridha-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang ”Pengertian, Fungsi, dan Ragam Sastra”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Teori Sastra.
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang kemudian bermanfaat bagi kita.
Selama mengerjakan tugas makalah ini, Saya telah banyak menerima bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
a) Orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
b) Bapak Drs.H.Suparno selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan penjelasan teori yang berkaitan dengan tema makalah ini.
c) Rekan-rekan serta semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satupersatu yang telah membantu penyusun dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap karya tulis ini dapat berguna dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan di masa-masa mendatang. Atas perhatiannya penyusun ucapkan terima kasih.
Cirebon, 22 April 2009

Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Pembatasan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
1.4 Metode dan Tekhnik 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sastra 3
2.2 Fungsi Sastra 3
2.3 Ragam Sastra 3
2.4 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik 5
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran-Saran 10


keyword:Makalah Teori sastra, Makalah sastra, Makalah Teori , Teori sastra, Makalah sastra, Makalah Ragam sastra, Makalah Fungsi sastra, Makalah Jenis sastra, Makalah pengertian sastra, Makalah Teori sastra, Teori sastra Makalah, sastra Makalah, Teori sastra, Makalah Teori sastra, Makalah Ragam Teori sastra, Makalah Fungsi Teori sastra, Makalah Fungsi sastra, Makalah Teori sastra, Makalah ragam Teori sastra, Makalah Teori sastra,

Ilmu Sastra
Usia sastra sudah cukup tua. Cikal bakalnya muncuk ketika filosof Yunani, Aristoteles, menulis karyanya berjudul Poetika lebih dari 2000 tahun lalu. Di dalam buku itu Aristoteles mengemukakan teori sastra mengenai drama tragedi yang dalam sastra Yunani Klasik ditulis dalam bentuk puisi. Dalam sastra barat modern Hudson menyebutnya dengan istilah to study of literature, dan Rene Wellek memakai istilah theory of literature.

Ilmu sastra terbagi atas empat cabang yaitu :
Teori sastra : cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang asas-asas, hukum-hukum, prinsip-prinsip dasar sastra seperti sifat sastra, struktur dan jenis sastra, sistem sastra dll.
Sejarah sastra : cabang ilmu sastra yang menyelidiki sastra sejak terjadi timbulnya sampai perkembangannya yang terakhir.
Kritik sastra : ilmu sastra yang mempelajari karya sastra dengan memberikan pertimbangan dan penilaian atas baik dan buruknya, kekuatan dan kelemahan karya sastra. Dekat dengan kritik sastra adalah studi sastra, cabang ilnu sastra yang mempelajari dan menelaah karya sastra.
Filologi : cabang ilnu sastra yang meneliti segi kebudayaan untuk mengenal tata nilai, sikap hidup, alam pikiran, dan sebagainya dari suatu masyarakat atau bangsa yang memiliki karya.

Ruang Lingkup Ilmu Sastra
Cari Ilmu Online Borneo
Ruang Lingkup Ilmu Sastra Ilmu sastra sudah merupakan ilmu yang cukup tua usianya. Ilmu ini sudah berawal pada abad ke-3 SM, yaitu pada saat Aristoteles ( 384-322 SM) menulis bukunya yang berjudul Poetica yang memuat tentang teori drama tragedi.

Hakikat Membaca
Hakikat Membaca Bagi masyarakat yang hidup dalam babakan pasca industri, atau yang lazim disebut era sumber daya manusia, atau era sibermatika, seperti sekarang ini, kemahiran membaca dan menulis atau yang lazim disebut literacy memang telah dirasakan

Konsep Dasar Komunikasi Persuasif
Konsep Dasar Komunikasi Persuasif Manusia dan komunikasi merupakan satu kesatuan. Komunikasi melekat pada diri manusia, sehingga we can not communicate. Keberadaan komunikasi, karena begitu melekatnya pada diri manusia sering tanpa disadari.

0 komentar:

Posting Komentar

 

2009 ·* by TNB